Tuesday, February 14, 2017

Review film Hackshaw Ridge

hackshaw ridge movie

Habis nonton film Hackshaw Ridge, film based on true story. Kisah kepahlawanan seorang Desmond Doss, tentara Amerika yang berperang melawan Jepang tahun 1945. Jadi tentu saja ini adalah film perang.

Sebetulnya saya tidak terlalu suka film perang, suka jadi tegang trus deg-degan ketakutan gitu haha...Maklumlah jadi suka berkhayal kalau abis nonton film atau baca buku. Tapi karena ini film based on true story dan berhubung pemeran utamanya adalah Andrew Garfield, jadilah saya tertarik untuk nonton. Nontonnya di rumah, download an hihi...

Awalnya saya hanya mendengar kalau film ini bercerita tentang tentara Amerika yang menolak untuk pegang senjata pas perang, tidak mau membunuh tapi ingin menyelamatkan nyawa. Aneh kan! Pas perang lho ini, dan perang itu kan identik dengan senjata. Kalau nggak bisa menggunakan senjata gimana bisa ikut perang? Dan kalau dilihat dari trailernya, ada hubungannya dengan iman Kristennya yang mematuhi salah satu perintah Allah yaitu jangan membunuh.

Saya kagum sekali dengan karakter Desmond Doss yang teguh berpegang pada keyakinannya. Waktu kecil dia pernah hampir membunuh kakaknya secara tidak sengaja. Dia sangat ketakutan karena dia tahu tentang perintah Allah yang tidak boleh membunuh. Trus waktu remaja, dia juga hampir membunuh ayahnya. Ketika ayahnya mabuk dan memukuli ibunya sambil memegang pistol. Desmond merebut pistol ayahnya dan menodongkannya ke ayahnya. Ketika dia sadar bahwa dia hampir saja membunuh, disitulah, dia berjanji untuk selamanya tidak akan pernah mau pegang senjata. 


hackshaw ridge movie

Tapi anehnya Desmond bersemangat sekali ikut perang. Dia menganggap bahwa menjadi relawan perang, dia sedang menggunakan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Jadi dia mendaftar menjadi relawan perang dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa, sebagai seorang tenaga medis. 

Ternyata pada kenyataannya, waktu latihan menjadi tentara, dia menerima banyak sekali penolakan dan penghinaan. Dia diejek sebagai pengecut karena tidak mau memegang senjata. Kapten dan para pemimpin di atasnya berusaha untuk mendiskualifikasi Desmond dengan berbagai cara. Dengan cara mengejek mentalnya, membully, dikurung bahkan sampai dibawa ke pengadilan militer. Tapi Desmond tetap pada pendiriannya. Dan saya suka sekali cara dia menjelaskan pendiriannya itu kepada orang-orang yang tidak menerimanya. Terlihat sekali karakternya yang penuh kasih itu. 

Mujizat terjadi! Desmond akhirnya diperbolehkan ikut perang sebagai tenaga medis. Perang yang harus dihadapinya perang yang sangat berat, melawan Jepang. Huaa lihat suasana perang jadi ngeriiii...meskipun hanya dalam film tapi ngeri. Apalagi pas Amerika kalah telak sama Jepang, diserbu abis-abisan oleh ribuan tentara Jepang dalam jarak dekat, ketika fajar menyingsing. Ternyata Jepang licik, ada terowongan yang dipakai sebagai jalan pintas untuk menyergap Amerika. 

Tapi justru disinilah kesempatan Desmond untuk menyelamatkan nyawa. Hampir seluruh pasukan Amerika terluka, hanya sedikit yang berhasil menyelamatkan diri kembali ke markas. Tapi Desmond tidak terluka sedikitpun dan dia tidak meninggalkan lokasi perang, justru dia mengecek satu persatu tubuh tentara Amerika yang tergeletak di medan perang. Ketika dia menemukan ada yang hidup, dia langsung mengobati dulu dan digendong di pundaknya, dibawa ke markas. 

Saya kurang terlalu jelas berapa lama Desmond melakukan misi penyelamatannya itu, tapi kurang lebih dua hari dua malam non stop. Bayangkan saja! Tanpa tidur, tanpa istirahat, dia terus mencari tentara Amerika yang masih hidup dan menyelamatkannya. 

Tegang banget! Apalagi pas hampir ketahuan ama tentara Jepang. Sampai harus pura-pura jadi orang mati dan temannya yang mau diselamatkan, dikubur dulu dengan tanah biar nggak ketauan. 

Tiap kali dia selesai menyelamatkan satu temannya, dia terus berdoa "Lord, please help me get one more" terus begitu nggak ada habisnya. Sampai yang terakhir dia menyelamatkan sersan pimpinannya dan dikejar oleh tentara Jepang. 

Foto ini Hackshaw Ridge aslinya. Itu tentara yang di atas adalah Desmond asli. Jadi dia menggendong temannya trus diturunin pake tali tambang gitu. Tentara Amerika yang berjaga di bawah sampai heran melihat tubuh temannya yang selamat turun sendiri pake tali. 

Aksi heroik ini baru diketahui oleh kapten pasukannya keesokan harinya. Untunglah tentara-tentara Amerika lalu berjaga-jaga di bawah. Karena setelah itu Desmond dikejar-kejar oleh tentara Jepang sampai titik akhir di bridge itu. 

Ahhh pokoknya keren sekali film ini. Saya sangat kagum dengan keteguhan prinsip Desmond. Pastinya pertentangan sekali itu antara menjalankan tugas versus iman. Kebanyakan orang kalau ngalamin konflik batin seperti ini lebih memilih untuk kompromi, menyerah. 

Berhubungan dengan iman Kristen ini, entahlah saya kok merasa kadang-kadang Tuhan sedang bercanda ketika membangkitkan seseorang dengan panggilan hidup spesial seperti Desmond ini. Ketika berhubungan dengan iman, kebanyakan pola pikir orang adalah sama rata. Perilaku beragama semua orang dengan iman yang sama harusnya serupa. Kalau ada yang berbeda, justru dianggapnya aneh, sesat, kafir (istilah yang ngetrend sekarang), dikucilkan. Padahal menurut saya, Tuhan itu berhubungan dengan manusia secara personal. Jadi setiap orang berbeda. Sehingga tentu saja tidak bisa disamaratakan. 

Contohnya Desmond, ketika dia mendapat panggilan seperti itu, pastinya dia menerima kelimpahan anugrah yang memampukan dia untuk melakukannya sampai akhir. Kekuatan, kerinduan, kesempatan-kesempatan di sekitar dia bahkan sampai ijin dari lingkup militer secara formal pun bisa dia dapatkan. Semua itu pasti anugrah dari Tuhan.

Tuh kan, saya jadi pengen nonton ulang film ini deh gara-gara menulis review ini. Semoga bermanfaat dan mohon untuk tidak disalah artikan karena ini hanyalah review pribadi saya tentang film ini.  

 


0 comments: