Wednesday, February 15, 2017

Apa yang bisa kita lakukan saat terjadi gempa bumi?

Sebuah pesan WA di salah satu grup, berisi tentang peringatan waspada tentang gempa di Medan beberapa hari terakhir. 

PENTING!!
Sekedar Info

Bagi Yang Berasal Dari Sumatra Utara, Khususnya Daerah Deli Serdang,Delitua,Pematangsiantar,Kabupaten Karo,DolokSanggul, Dan daerah Yang Berada Di Tepian Danau Toba, Min20Km Dari Danau.
Agar Menghimbau kepada Orangtua Dan Keluarga Kitq Agar Berhati Hati. Gempa Yang Belakangan Mengguncang Medan Berasal Dari Barat Laut DeliSerdang, Kekuatan Gempa Relatif Kecil 3,5Sr, Kedalaman 19km. Gempa Ini Berasal Dari Pergerakam Lempeng Di Dasar Danau Toba Yang Diakibatkan Oleh Erupsi Terus Menerus Gunung Sinabung, Air Di Danau Toba Juga Merosot, Terjadi Pendangkalan Di Garis Danau Toba Sampai 20 Meter, Dan Khusus Untuk Samosir Diharapkan Selalu Sigap, Karena Samosir merupakan Puncak Gunung Toba,. Magma Di Bawah Danau sedang Bergerak, Raksasa Toba Mungkin bisa Aktif Kembali Karena Jalur Magma Danau Dan sinabung Itu Sejalur.

Dari BMKG

Waktu saya baca sebetulnya agak kurang percaya meskipun menyebutkan sumber dari BMKG. Karena bahasanya terasa bukan ke BMKG an gitu, lebih cenderung ke bahasa seseorang lain. Beberapa saat kemudian, seorang teman yang lain mengirimkan copy paste berita online yang menyebutkan bahwa broadcast tersebut hoax. 

Liputan6.com, Medan - Beredarnya informasi di media sosial mengatasnamakan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut gempa berkekuatan 3,5 SR dengan kedalaman 19 kilometer dipastikan hoax.

Informasi itu menyebut pusat gempa berasal dari pergerakan lempeng dasar Danau Toba yang diakibatkan erupsi Gunung Sinabung terus menerus, sehingga terjadi pendangkalan garis Danau Toba sampai 20 meter, kemudian disebut juga akan terjadi gempa susulan berkekuatan lebih besar pada Selasa (17/1/2017) pukul 02.00 WIB.

"BMKG menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar dan menyesatkan, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan melalui keterangan tertulis, Senin 16 Januari 2017.

Dijelaskan Syanan, gempa yang terjadi adalah gempa darat dengan kekuatan 5,6 SR, kedalaman 10 Km dengan pusat gempa di 3,330 LU dan 98,460 BT, disebabkan oleh aktivitas tektonik dari sesar aktif lokal di sekitar Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Sampai pukul 22.40 WIB, telah terjadi 15 kali gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.

Berarti bener dugaan saya, beritanya hoax. Saya sangat tidak suka dengan berita hoax yang menyesatkan dan HANYA MEMBUAT KHAWATIR. Tidak ada manfaatnya sama sekali selain membuat khawatir saja. Lebih baik kalau menerima berita broadcast yang isinya kurang lebih memperingatkan atau meminta untuk berjaga-jaga dan semacamnya, tidak usah dibaca, tidak usah diteruskan, dan langsung dihapus saja. 

Berita hoax yang tadi saja isinya tidak menyebutkan bagaimana caranya menyelamatkan diri dari gempa, atau tindakan apa yang bisa kita lakukan saat terjadi gempa. Nggak ada manfaatnya sama sekali, cuman nakut-nakutin doang. Udah gitu boong pula. Jahat banget tuh orang yang bikin hoax.

Sehubungan dengan gempa, saya jadi ingat pengalaman pertama mengalami gempa setelah saya memiliki anak. Dulu ketika masih single pernah juga sih mengalami gempa tapi reaksi saya biasa saja, tidak panik, hanya diam di tempat dan menunggu gempanya selesai. Ah cuman gempa gini doang.

Tapi setelah punya anak, reaksi saya jadi berbeda banget. Lebih mudah takut dan jadi lebih waspada tentu saja sih. Bedalah ya, karena ada anak-anak yang harus dipikirkan. Apalagi waktu itu pernah ngalamin gempa pas malam hari, pas anak-anak lagi pules bobo. Lumayan kenceng juga gempanya. 

Sejak itu saya jadi memikirkan antisipasi gempa. Kondisi rumah sudah aman belum saat terjadi gempa. Saya jadi berpikir kalau gempa mungkin barang-barang ada yang berjatuhan, jadi harus aman letak barang-barangnya. Seperti tidak menyimpan benda berat di atas lemari, tidak menyimpan frame foto di atas ranjang dan semacamnya. Kebayang tuh kalau misalnya lagi tidur trus gempa, dan ada frame foto berat di atas kasur yang jatuh, apa nggak langsung benjol kepalanya ^-^

antisipasi gempa
Pernah juga baca di komik Kobochan, antisipasi gempa masyarakat Jepang lebih keren. Mereka mengkondisikan rumahnya supaya aman saat gempa. Lemari-lemari kayu dipaten ke tembok, seperti gambar di samping nih. Jadi lemarinya nggak akan rubuh. Trus mereka juga ada pelatihan rutin, kalau denger bunyi sirine mereka langsung sigap mengambil ransel darurat dan langsung berkumpul di tempat yang sudah ditentukan. Keren ya. Semoga di Indonesia juga mulai dilakukan pelatihan-pelatihan semacam ini, mengingat bencana alam juga sering terjadi.

Selain itu, saya juga memikirkan lokasi aman terdekat, kebetulan dekat rumah ada tanah lapang. Halaman rumah juga cukup luas juga sih untuk tempat melarikan diri. 

Saya juga memikirkan apa yang saya lakukan kalau terjadi gempa di malam hari. Motor yang biasa disimpan di dalam rumah sekarang disimpannya lebih jauh dari pintu rumah, supaya akses keluar lebih lega. Jaket dan sandal juga disimpan dekat pintu supaya mudah aksesnya. Sementara ini baru itu saja sih yang saya lakukan.

Dari hasil browsing, yang bisa jadi rekomendasi untuk antisipasi saat gempa http://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg 




0 comments: