Friday, April 25, 2008

Mogok makan – part one

Beberapa bulan lalu, si Ola mogok makan. Setiap disuapi, dia selalu memalingkan muka dan bilang Mamau (Nggak mau –red). Dengan sedikit rayuan, eh dia malah berlari menjauh atau menutup mulutnya pake kedua tangannya yang mungil. Dengan sedikit paksaan, eh dia malah menutupkan mukanya ke kasur atau kursi atau yang lain. Ini berlangsung selama 2 hari. Setiap kali mau makan, saya bertarung dengannya. Cape deh… dan makan ati banget. You know what I mean.

Sebagai ibu yang khawatir melihat anaknya belum makan, kadang-kadang saya menangis. Bertanya pada Tuhan, kenapa sih Ola nggak mau makan? Makanannya enak kok. Perut Ola juga pasti lapar, wong belum makan dari tadi dan sekarang jamnya makan. Segala macam cara udah dilakuin. Dari memutarkan film kesukaannya atau mengajak dia maen masak-masakan. Biasanya kalo nonton TV/film atau maen masak-masakan, secara nggak sadar dia akan membuka mulutnya waktu disuapi. Tapi tetap penolakan yang saya terima. Makanan yang saya sodorkan padanya sudah berganti menu berkali-kali.

Ada perdebatan di hati saya antara memaksa dia makan atau membiarkannya nggak makan. Menurut buku yang pernah saya baca (oh… banyak buku yang saya baca terutama soal parenting), kalo anak nggak mau makan jangan pernah dipaksa. Dampaknya anak jadi trauma pada makanan. Dan ini terbukti benar pada keponakan suami saya. Waktu bayi dia nggak mau makan karena sariawan. Mama, papa, tante, oom, nenek dan pembantunya bekerja sama memegang tangan, kaki, badan dan kepalanya kuat-kuat dan disuapi bubur. Habis tuh satu mangkok besar. Tapi sampe umurnya sekarang hampir 8 taon, dia trauma melihat bubur. L

Teori kedua yang saya peroleh dari buku adalah bahwa anak itu punya sensor sendiri soal makan ini. Jadi tubuhnya nggak akan apa-apa seandainya dia nggak mau makan. Karena keinginan nggak mau makan itu berasal dari tubuhnya. Pada akhirnya ketika tubuhnya bilang butuh makan, dia akan mau makan sendiri. Oh really???! Gimana kalo anoreksia? Bulimia? Kekurangan gizi? Sakit? Tidakkkkkk!!!!!

Cara paling sadis yang pernah saya lakukan adalah membungkus seluruh badannya dengan selendang, di atas kasur. Saya taruh bantal di bawah kepalanya. Saya suapi dia. Berhasil!!! Hore!!! Tapi cuman satu kali aja. Berikutnya, dia langsung tau trik saya itu dan segera kaburrrrr…

Jadi apa sih masalahnya, anakku??? Kenapa ananda nggak mau makan???

Ketika saya bertanya seperti itu, tiba-tiba suatu suara dalam hati saya menyentakkan saya. Ola itu seperti kamu. Bandel. What!!! What do you mean? Lalu saya teringat bahwa saya pernah berjanji pada Tuhan kalo saya mau berkomitmen puasa dua kali seminggu. Dan sudah lama sekali saya nggak pernah puasa, bukan karena lupa. Tapi seperti Ola itu, bandel, menolak dengan sengaja. Setiap kali diingetin untuk puasa, saya selalu menolaknya dengan berbagai alasan, membatalkannya. Sama persis kayak reaksi Ola waktu mau saya suapi.

Saya bertobat malam itu juga. Dan besoknya, waktu sarapan, Ola bener-bener mau makan dengan gampang sekali. Seperti tidak pernah ada kejadian mogok makan itu. Oke deh…

0 comments: